CINTA, layaknya makanan pokok, istilah ini tak pernah pudar
sepanjang jaman. Selalu hadir dimanapun dan kemanapun kita berpaling. Betapa
Dasyatnya Fitnah Cinta.... sehingga orang yang sedang dilanda cinta lazimnya
akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya sekalipun hal itu
menjadikannya lalai dari Sang Pencipta. Inilah potret Cinta Yang Sesat Di
Perjalanan
Sesungguhnya seseorang yang
bercita-cita tinggi tidak akan terpengaruh oleh cinta yang bisa menghalangi
ketenangan, membuat tidur tidak bisa nyenyak, membuat bingung akal pikiran, dan
bahkan bisa membuat gila. Betapa sering terjadi seseorang yang sedang dimabuk
cinta menghabiskan harta dan mengorbankan jiwa serta kehornatannya demi yang
dicintainya. Bahkan ia rela mengorbankan agama dan dunianya.
Cinta sanggup membuat tuan menjadi
pelayan, dan penguasa menjadi budak. Anda lihat, banyak orang yang sudah
terlanjur masuk dalam jerat cinta ingin keluar darinya. Akan tetapi, hal itu
mustahil.
Cinta telah mengikat erat jiwa-jiwa
para pecinta. Dengan logika cinta yang kadang sulit dimengerti oleh akal sehat
manusia. Cinta mampu merubah warna darah dan menghapus rasa asin pada air laut.
Sang pecinta mempersembahkan yang terbaik demi sang kekasih. Begitulah cinta
telah menyihir setiap relung jiwa para pecinta
Taj Mahal, yang terletak di tebing
sungai Jumna, Agra, India merupakan makam yang dibina oleh Shah Jahan
(1614-1666) sebagai monument peringatan untuk Mumtaz Mahal,
isterinya yang kelima, yang meninggal ketika melahirkan anak mereka yang ke-14
pada tahun 1631.
Begitu dalam cinta Shah Janan pada
isterinya sehingga ia wujudkan dalam Taj Mahal nan indah. Setiap orang yang
melihat langsung, akan merasakan satu hal yang sama, yaitu : Kekuatan Cinta.
Shah Janan berharap cinta mereka
akan tetap kokoh berdiri seperti Taj Mahal dan keindahannya tak akan pernah
tertandingi. Bahkan Shah Janan menjatuhi Ustad Isa (sang arsitektur) hukuman
pancung. Di samping itu, kesemua tukang yang terlibat dalam pembuatan bangunan
itu dipotong tangannya. Agar mereka tidak dapat membuat bangunan yang
menandingi Taj Mahal.
Cinta Zulayka kepada pemuda tampan
Yusuf, yang mendorongnya mampu menerobos sendi-sendi ketertutupan wanita. Cinta
yang menggelora dalam dada Zulayka membuatnya berani merayu dan memaksa Yusuf
bercinta dengannya.
Begitu dalam cinta Zulayka
pada Yusuf sehingga ia tidak rela jika sang kekasih dijatuhi hukuman
berat. Menurut para ahli tafsir Al Qur’an, Zulayka lebih menekankan pada kata “
dipenjarakan” daripada kata “azab yang pedih”. Mengapa Zulayka lebih memilih
Yusuf dipenjara ?
Al Aziz – suami Zulayka- adalah raja
yang terkenal kejam. Bukan perkara sulit baginya untuk membunuh Yusuf jika
Zulayka memintanya. Namun ternyata Zulayka lebih memilih memenjarakan Yusuf
agar ia dapat tetap melihatnya. Secara kasat mata, mungkin permintaan Zulayka
untuk memenjarakan Yusuf merupakan suatu bentuk hukuman. Tapi sesungguhnya itu
adalah cara Zulayka melindungi sang kekasih. Begitulah sihir cinta, mantranya
tak selalu terucap mesra.
Pernahkah anda mendengar cerita
tentang seorang suami bernama Ibrahim (Nabi Ibrahim as, pen) yang
terpaksa meninggalkan istri dan anak laki-lakinya yang baru saja lahir di
sebuah gurun gersang ?
Sang istri bukan kepalang terkejut,
saat sang suami hendak meninggalkan diri dan bayinya. Sehingga bertanyalah sang
istri, “ Wahai Ibrahim, hendak kemanakah engkau pergi dan meninggalkan kami
berdua disebuah lembah tak berpenghuni dan tak ada apa-apanya ini? “ Ibrahim
terus berjalan tanpa menoleh, hingga sang istri bertanya lagi, “ Apakah Allah
yang memerintahkanmu ? “ Ibrahim menjawab, “ Benar”. Mendengar jawaban suaminya
yakinlah ia bahwa Allah tak akan menyia-nyiakannya.
Keteguhan Hajar –istri Ibrahim- saat
mendengar jawaban suaminya adalah bukti taat pada Allah dan suami. Sedangkan
sikap acuh yang ditunjukkan Ibrahim bukan pertanda ia tidak peduli. Melainkan
adalah bukti ketinggian cinta pada Allah SWT dan kelembutan hati. Inilah
Hakikat Cinta Yang Sebenarnya, Mendahulukan Cintanya Pada Sang
Pencipta.
Sebagai seorang suami, apakah tidak
akan goyah hatinya jika ia melihat belahan jiwanya merintih ?
Begitulah cinta, hadirnya selalu
mengalirkan kesejukan. Ia mampu mengalirkan energi yang menggelora dalam setiap
jiwa yang membara. Namun cinta terkadang dapat menjadi bencana bagi manusia ?