Di satu sore terjadi perbincangan
antara pak Kyai dan cantriknya. Cantrik adalah orang yang bertugas ngurus
keperluan pesantren sekaligus dia sendiri berguru di situ.
Kyai : Sapinya sudah dikasih makan belum trik?
Cantrik : Sudah beres pak Kyai… barusan malah sudah di kombor.
Kyai : Bagus. Sini duduk sini, tak kasih ngelmu penting.
Cantrik : Baik Kyai….. wah, ngelmu apa kyai?
Kyai : Gini Trik, kamu tahu mengapa kamu tak suruh ngopeni si Sapi dengan baik dan telaten?
Cantrik : Nggih.. lha si sapi itu kan tenaganya dipakai buat mbajak
sawah sama narik grobak tho kyai. Tentu saja harus dirawat baik-baik. Nggak
boleh kelaparan, gak boleh pileren sakit-sakitan, harus dijaga kandangnya biar
gak gampang sakit. Pokoke harus ditelateni lah ngrawat si Sapi.
Kyai : Bagus. Ternyata kamu paham. Coba kira-kira apa yang akan
kamu lakukan kalo si sapi males kerja, gaweyane cuma makan dan tidur sama kawin
thok? Padahal sawah pathing blengkrah gak terurus, dan grobak nganggur tak
menghasilkan!?
Cantrik : Wah, tergantung pak kyai. Beberapa hal bisa saya lakukan
pada Sapi
itu.
Kyai : Apa saja? Coba kamu sebutkan.
Cantrik : Yang jelas saya jadi males juga ngurus dia. Ngapain diurus,
wong kerjanya males-malesan. Mau bengak-bengok, teriak kelaparan atau diganggu
serigala atau macan biarin saja.
Kyai : Apa cuma gitu thok Trik?
Cantrik : Paling ya saya jual pak Kyai. Beli lagi sapi yang lebih
gothot dan mau kerja dengan baik. Atau kalo nggak ya saya sembelih saja sapi
itu. …. Tapi ada apa tho pak Kyai, nanya kayak gitu? :-?
Kyai : Itu ibarat umat ini le. Kalo sudah tidak mau lagi
menjalankan tugas prentah dari Gusti Allah, yakni dakwah amar makrup nahi
munkar, maka akan diperlakukan sama seperti sapi itu.
Cantrik : Sama yang bagemana pak kyai?
Kyai : Pertama, doa kita tidak akan didengar oleh Gusti Allah, gak
akan digubris lagi, gak akan diperhatikan lagi. Meskipun jumlah Kyai dan orang
yang sholeh banyak, namun semuanya tak menjalankan tugas. Kayak sabda kanjeng
Nabi trik…
Cantrik : Yang kedua apa Kyai?
Kyai : Ya sama seperti nasib sapi tadi. Dijual, lalu diganti
dengan sapi lain. Itu lho, kayak yang di surat Al Maidah ayat 54 itu. Mbok kalo
punya Al Qur’an itu jangan buat bantal sama rapalan japa mantra thok tho..
“Barangsiapa diantara kalian
mutad dari agamanya, maka Allah akan ganti dengan kaum yang Allah cinta mereka
dan mereka cinta pada Allah. Lemah lembut pada sesama orang beriman dan
bersikap keras terhadap orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak
takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang Dia berikan
pada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah itu Maha Luas dan Maha
Mengetahui.”
Isinya tentang janji Allah bagi umat
ini kalo mundur dari menegakkan kalimat Allah, maka akan diganti dengan kaum
yang lain yang mau menjalaninya.
Kyai : Itu serupa juga dengan surat At Taubah ayat 39 Trik…
“Jika kalian tidak berangkat
(menegakkan kalimat Allah/berperang) maka Allah akan mengadzab kalian dengan
adzab yang pedih dan akan mengganti kalian dengan kaum yang selain kalian, dan
kalian tidak merugikan Allah sedikitpun (dengan kemaksiatan kalian itu). Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Cantrik : Wah sangar jugak…:o… yang ketiga gimana pak Kyai?? :-?
Kyai : Yang ketiga ya disembelih kayak sapi itu. Babat habis,
karena sudah melampaui batas. Kayak kisah Bani Israil di surat Al A’raf (7)
ayat 165 dan 166 :
“Maka Kami selamatkan mereka yang
telah mencegah kejahatan, dan Kami siksa yang berlaku dholim itu dengan siksa
yang bengis karena melanggar aturan (fasiq). Ketika mereka melanggar apa-apa
yang kami larang, Kami katakan pada mereka : Jadilah kalian kera-kera yang
hina!”
Cantrik : Naudzubillah min dzalik. Tapi pak kyai, lha orang-orang
nasrani, yahudi, orang kapir itu kok malah berjaya, maksiat sak kayange malah
hidup tambah enak dan mantabh itu gimana.???? :-? :-?
Kyai : Lho, saya kan mbahas SAPI Trik, bukan BABI….
Cantrik : Lha sekarang ini kan banyak yang masih mau ngibadah, yang
haji tiap tahun sak hohah, mesjid-mejid juga masih banyak jamaahnya buat sholat
5 waktu. Apa itu gak cukup pak Kyai?
Kyai : Kalo itu ibarat pak Pulisi Trik. Syahadat, puasa, haji, itu
kan cuma atribut macem seragam pulisi pake peluit, pistol, lencana, topi dan
atribut lainnya. Sedangkan sholat itu ibarat apel dan absennya. Jadi pulisi itu
sudah berseragam dengan atribut lengkap, absen dan apel dengan rajin gak pernah
telat… namun satu hal dia gak kerjakan, yakni melaksanakan tugas.
Cantrik : Lha tugasnya apa pak Kyai?
Kyai : Kalo tugas pulisi ya melayani masyarakat, ngatur lalu
lintas, njaga keamanan… pulisi sak arat-arat, rajin apel dan absen, tapi di
lapangan mangkir kerja, ya tetep saja morat-marit. Ha wong Pulisinya males
kerja. Demikian juga dengan umat ini. Atribut sudah komplit, namun gak ada amar
makruf nahi munkar sebagai tugas yang harus diemban, maka tetep saja kaco balo
yang ada…
Cantrik : Lha trus pulisi macem gitu baiknya diapain pak Kyai..?
Kyai : Pertama ya ditegur. Kalo gak mempan…. ya dipecat.
Simbah rasa nasib umat Islam yang
meninggalkan kerja agama itu akan sama dengan nasib sapi dan polisi itu.
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu