
Sahabat, mari kita bayangkan, betapa amat sangatnya Allah akan
mencintai kita ketika kita mampu menjadi orang-orang tegar yang
menjalani hidup, mampu mengeluarkan sisi-sisi terbaiknya walau di saat
sempit, mampu tetap terbang meninggi melebihi langit di angkasa meski
raga masih tertahan di bumi, mampu untuk tetap berdiri setegar karang
meskipun ia seringkali dihempas ombak.
Bayangkan kawan, bayangkan,
betapa Allah amat sangat mencintai diri kita yang seperti itu, yang
mempersembahkan seluruh kekuatan ini hanya untuk-Nya dan menghabiskan
seluruh perjalanan hidupnya hanya untuk ketakwaan pada-Nya.
“(Tidak), hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia
menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya,
dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).” (QS. Al-An’am ayat 41)
Dan bukankah seluruh shalat kita, hidup kita, ibadah kita, dan mati kita hanya untuk-Nya?
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada
sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)’.” (QS. Al-An’am ayat 162-163)
Jika Allah SWT sudah mencintai kita sepenuhnya, lantas apa sih yang akan kita cari lagi?
Dunia… digenggam
Kelapangan… diraih
Keridhaan… dicapai
Kesembuhan dari penyakit… dikabulkan
Banyak teman dan dicintai banyak orang… tidak salah lagi
“Milik-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan
orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang
yang rugi.” (QS. Az-Zumar ayat 63)
Maka percayalah sahabat, tiada yang lebih mulia daripada membuat
Allah mencintai kita dengan mendatangkan ridha-Nya terus-menerus dalam
perilaku diri kita.
Dan mari kita terus-menerus bayangkan. Ketika Allah sudah mencintai
kita sedalam-dalamnya yang tiada bisa kita bayangkan, pastinya Allah
akan memberi kita surga-Nya, bahkan mungkin surga Firdaus yang tiada
bandingannya. Tempat di mana tak ada keletihan di sana, senda gurau yang
tiada berguna, percakapan yang sia-sia, dan berbagai macam perhiasan
dunia yang telah Allah berikan kepada kita saat ini.
Dan mari kita melangkah lebih jauh lagi, ketika di sana (surga) Allah
menyingkap wajah-Nya yang menampakkan begitu besar keagungan-Nya dan
keindahan-Nya (yang tidak mampu digambarkan bagaimana indahnya dan
memang takkan pernah mampu), kita akan menjadi makhluk-Nya yang amat
sangat beruntung. Betapa tidak??? Ya, karena semua yang ada di dunia ini
pada hakikatnya tidak akan bisa mengalahkan keagungan zat-Nya.
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal
bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit
digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari
apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar ayat 67)
Dan mari kita bayangkan sekali lagi, sekali lagi, dan berkali lipat
lagi, bahwa kekayaan dan kesenangan di surga (surga dengan tingkatan
yang paling rendah sekalipun) takkan sanggup tersaingi dan disaingi oleh
dunia yang amat pendek waktu hidupnya, yang kecil jangkauannya, dan
yang sangat kerdil kenikmatannya ini.
makanan
minuman
pasangan hidup dan orang tua
harta, warisan, dan jabatan
relasi, teman, sahabat
kesehatan
dan segala macam kemakmuran hidup lainnya
Mari kita lihat, sahabat, amatlah tidak bisa disandingkan
kenikmatan-kenikmatan yang ada di dunia tersebut dengan kenikmatan yang
ada di surga nanti. Anugerah yang akan dipersembahkan hanya untuk kita
yang bertaqwa di jalan-Nya.
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah
Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada
mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para
penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf ayat 13-14)
Dan juga untuk orang yang berusaha keras meraihnya
“Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertaqwa, ‘Apakah
yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Kebaikan’. Bagi
orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan
sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik
tempat bagi orang yang bertaqwa, (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka
masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka
mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang ketika diwafatkan
oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan
(kepada mereka), ‘Salaamun’alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa
yang telah kamu kerjakan’.” (QS. An-Nahl ayat 30-32)
“Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut
berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat
orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang
duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing,
Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang
besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, serta ampunan dan rahmat.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa ayat 95-96)
Maka jika Allah sudah mencintai kita sepenuhnya, apalagi yang kan
kita cari? Lagi-lagi, kita tidak perlu bersusah payah menjemput dunia,
tetapi dunialah yang akan menghampiri kita. Ya, karena amatlah mudah
bagi Allah untuk membuat dunia tunduk kepada kita karena dunia selalu
dalam genggaman-Nya dan senantiasa dalam kuasa-Nya. Allah-lah yang
Mahakuasa menciptakan dan menyebabkan segala sesuatunya terjadi.
Oleh karena itu, betapa dahsyatnya kecintaan Allah kepada kita
tatkala kita mempersembahkan diri kita untuk dakwah ini di sepanjang
jalan ini, berupaya dengan keras agar seluruh hamba-Nya bertaqwa
kepada-Nya, menjadi perantara atas masuknya hidayah Allah kepada
berjuta-juta orang yang ada di dunia ini, dan menginfakkan seluruh
rezeki kita di jalan-Nya, Allahu akbar!
Ya, karena manusia yang paling mulia di hadapan-Nya adalah orang yang
bertaqwa. Lantas, bagaimanakah orang yang bertaqwa itu? Yaitu orang
yang tidak hanya berjuang untuk men-takwakan dirinya (membuat dirinya
bertaqwa), tetapi juga membuat diri semua orang bertaqwa kepada-Nya,
mencintai-Nya, dan orang-orang yang tidak hanya berhenti memikirkan
bagaimana ia dicintai Allah, tetapi juga ia senantiasa berpikir agar
bagaimana Allah bisa meridhai seluruh hamba-Nya yang ada di alam raya
ini (membuat semuanya berislam secara keseluruhan dan akhirnya mencintai
Allah sepenuhnya). Ya, memang ini amatlah berat, tetapi pasti bisa dan
pasti, karena kita akan tetap dan terus bergerak, berjalan, dan berlari
tiada henti hanya dengan naungan pertolongan-Nya dan kekuatan dari-Nya.
“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat
mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu,
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS. Ali Imran ayat 160)
“… Padahal kekuatan itu hanyalah dari bagi Allah, Rasul-Nya, dan
bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak
mengetahui.” (QS. Al-Munaafiqun ayat 8)
Dia-lah yang berkuasa untuk kita semua.
Jika sudah ada Allah, mengapa harus mencari yang lainnya???