Thursday, October 4, 2012

Hikmah Tersembunyi Di Balik Larangan Rosulullah Tentang "JANGAN MARAH !!"

0 comments

Dari sahabat Abu Hurairah ra, bahwasanya seseorang pernah datang meminta nasehat kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Berikanlah nasehat kepadaku.” Rasulullah Saw menjawab :“Janganlah engkau marah.” Orang itu pun mengulang-ulang pertanyaan yang sama dan Nabi Saw (tetap) menjawabnya, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhori)

Ya, Hampir tiada hari tanpa kita mendengar berita tentang kekerasan yang terjadi di masyarakat. Dan kebanyakan orang menimpakan kesalahan kepada kemajuan teknologi, iklan TV, film-film action, dsb. Apa pun alasan di balik kekerasan tersebut, semuanya pada awalnya dipicu oleh.......kemarahan.



Allah SWT melengkapi penciptaan seluruh makhluk hidup di dunia ini dengan emosi. Perhatikanlah setiap tindakan kita (gerakan tubuh, postur) dan cara kita berbicara, mimik wajah kita, hampir semunya mencerminkan emosi. “Emosi” dalam bahasa kita sering diartikan sebagai kemarahan. Emosi bisa diartikan sebagai ungkapan bahagia, kebanggaan, cinta, kecemburuan, rasa empati, marah dsb.

Marah adalah salah satu bentuk emosi manusia; bagian dari sifat alami manusia. Marah tidak selalu menjadi sesuatu yang buruk karena ini merupakan salah satu respon seseorang terhadap ketidakadilan yang terjadi kepadanya.Kita mempunyai hak untuk marah atas bentuk pelecehan agama ini. Tetapi di sisi lain, marah bisa dengan mudah menuntun manusia kepada keburukan.

Orang yang tidak mampu mengelola kemarahannya biasanya harus membayar harga yang cukup mahal antara lain mempunyai kesulitan dalam hubungan antara sesama, dalam pekerjaannya; lepas kontrol yang sering kemudian diikuti dengan penyesalan, rasa malu (biasanya muncul setelah reda kemarahannya), depresi dan tidak percaya diri (sadar punya sifat pemarah tetapi tidak tahu bagaimana mengelolanya).

Sejarah kenabian mencatat bagaimana Nabi Yunus harus “membayar” kemarahannya dengan hukuman Tuhan. “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya).” (Al Anbiya 21: 87)

Marah yang tidak dikelola dengan baik juga sangat tidak bersahabat dengan kesehatan jasmani Anda. Saudara bisa saja mengklaim bahwa kalian cukup sehat saat membaca artikel ini, tetapi jangan terlalu yakin dulu. Riset yang diadakan lebih dari 60 tahun menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara ..............kemarahan dan potensi sakit jantung.

Menurut psikolog Albert Ellis, PhD, saat sedang marah akan terjadi perubahan fisik seperti misalnya, otot yang menegang, detak jantung yang semakin kerap, system pernafasan dan metabolisme seluruhnya siap untuk membantunya melakukan suatu “tindakan” yang diperlukan. Hormon adrenalin akan menjalar ke seluruh pembuluh darah dan darahnya akan mengalir ke bagian otot yang lebih besar dalam tubuh. Tidak heran jika orang yang sedang marah biasanya mempunyai kekuatan yang lebih untuk menyerang sumber yang membuatnya marah, karena memang tubuh mereka siap untuk melakukannya.

Prof. Robert Sapolsky, seorang ahli biologi dan neuroscience di Stanford University menggambarkan bahwa perubahan fisik yang terjadi saat seseorang marah akan dapat merusak sistem kardiovaskuler.

Saat seseorang marah, tekanan darah akan meningkat secara mendadak, dan tekanan ini akan dapat merusak jaringan-jaringan lembut arteri (jaringan yang membawa suplai darah ke jantung). Selanjutnya, material-material tubuh dari darah seperti gula, asam lemak (fatty acids) dan lainnya akan mulai menempel pada dinding-dinding arteri rusak tadi. Lama kelamaan, akan terjadi penumpukan material yang menyumbat arteri yang menyebabkan tersendatnya aliran darah dan juga aliran oksigen. Inilah yang disebut atherosclerosis. Dan jika material yang terakumulasi tadi melalui jaringan arteri yang menuju jantung, maka seseorang tersebut akan menjadi “kandidat” baru penderita jantung koroner, dan potensi kerusakan jantung lainnya.

Lalu bagaimana menguasai marah atau me-manage emosi?
Nabi SAW pernah memberikan petunjuk. "Jika kamu marah dalam keadaan berdiri, duduklah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam keadaan duduk, berbaringlah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam keadaan berbaring, segera bangkit dan ambil air wudhu untuk bersuci dan lakukan shalat sunah dua rakaat."

Mulai saat ini, setiap kali  saudara sedang akan marah, ingat ingatlah pesan Nabi Muhammad SAW, .........‘Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat sedang dia banyak mengingat Allah.’ (Q S Al-ahzab : 33).

Referensi:
Bernstein, Douglas A et al. (2012). “Psychology”, Ninth Edition, Wadsworth, Cengage Learning.
Ellis, Albert PhD. (1998). “How to Control Your Anger Before It Controls You”. A Citadel Press Book.
Vollrath, Margarete E. (2006). “Handbook of Personality and Health”, Psychological Institute, University of Oslo, Oslo, Norway, John Wiley & Son.

Leave a Reply