Tersenyum, betapa mudahnya hal ini
dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi
senyum. Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk
terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.
Tetapi
kenapa hal sederhana ini jarang terlihat? Senyum, pada hakikatnya
adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan
sengaja menganugerahkan senyum sebagai bagian dari keindahan manusia.
Sayang, anugerah indah ini, tidak lagi banyak ditemui di wajah banyak
manusia.
Senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu ternyata menyimpan banyak keajaiban.
Ia seperti oase di tengah gurun pasir.
Ia seperti setetes air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga.
Ia seperti udara bagi yang tercekik.
Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin yang dirawat di rumah sakit.
Ia seperti mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam.
Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan.
Ia juga seperti semangkuk mie instan bagi pengungsi yang kelaparan.
Rasulullah
SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk
bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit. Seorang sahabat
yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, “Jika kami
ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang
bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum
kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar
yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian
menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Dalam
hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, “Tersenyum ketika
bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan
Baihaqi). Salah seorang sahabat, Abdullah
bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku
melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.”
(HR Tirmidzi).
Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR Muslim).
Mungkin
kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta
benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung
dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada
dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat
gelisah kemudian mempertanyakannya.
Karena
itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu
tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya
wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi
mustahil.
Di
antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid
Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja’far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal
Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak
baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana.”
Imam
Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata,
“Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk
menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa),
zalim, atau bahkan orang kafir.”
Itulah senyum saudara...
Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.
Ia kecil, tapi bermakna raksasa.
Ia mudah, tapi sangat berharga.
Karenanya,....
Tersenyum lah saudaraku
Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.
Dan...
Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita