Suatu ketika Rasulullah saw bertanya
kepada sahabat-sahabatnya, “wahai sahabat-sahabatku tahukah kalian
siapakah orang yang bangkrut itu?” Salah seorang sahabat Nabi menjawab,
“Ya Rasulullah, orang yang bangkrut itu adalah orang yang mengalami
kerugian akan harta bendanya sehingga ia tidak memiliki apa-apa lagi.”
“Tidaklah
demikian wahai sahabatku.” Jawab Nabi saw. “Orang yang bangkrut adalah
orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala sholatnya, puasanya,
zakatnya, sedekahnya, wakafnya, hajinya dan umrohnya;
tetapi ketika seluruh pahala kebaikannya itu ditimbang dihadapan Allah SWT, datanglah ISTRINYA yang mengadukan kezaliman yang diterimanya ketika hidup di dunia dahulu. “Ya Allah dahulu aku selalu mendapat perlakukan kasar darinya dan ia selalu menyakitiku.” Maka Allah menyuruh agar orang itu membayar kepada istrinya dengan sebahagian pahalanya.
tetapi ketika seluruh pahala kebaikannya itu ditimbang dihadapan Allah SWT, datanglah ISTRINYA yang mengadukan kezaliman yang diterimanya ketika hidup di dunia dahulu. “Ya Allah dahulu aku selalu mendapat perlakukan kasar darinya dan ia selalu menyakitiku.” Maka Allah menyuruh agar orang itu membayar kepada istrinya dengan sebahagian pahalanya.
Kemudian datang lagi ANAKNYA
mengadukan kezaliman yang diterimanya kepada Allah SWT. “Ya Allah
dahulu ketika aku hidup di dunia, ayahku ini memperlakukanku dengan
tidak adil. Ia melebihkan saudaraku yang satu dari diriku. Disaat aku
dalam kesulitan, ia tidak memperdulikanku walaupun aku selalu berbakti
kepadanya.” Maka Allah menyuruh orang itu membayar kepada anaknya dengan sebahagian pahalanya.
Kemudian datang lagi ORANG LAIN
yang mengadukan kepada Allah. “Ya Allah dahulu ia menyebarkan berita
bohong (fitnah) tentang diriku.” Maka Allah menyuruhnya lagi untuk membayar dengan pahalanya kepada orang yang mengadu itu.
Kemudian
datang lagi orang yang lain yang mengadukan kezalimannya, sampai
akhirnya seluruh pahala shalat, haji, umroh, puasa, zakat, sedeqah, dan
wakafnya itu habis dipakai untuk membayar orang-orang yang pernah ia zalimi dan ia rampas hak-hak mereka sewaktu ia hidup di dunia.
Sementara
itu orang-orang yang mengadu masih saja datang. Maka Allah ‘Azza wa
Jalla dengan adil memutuskan agar dosa orang yang mengadu itu
dipindahkan kepadanya sebagai tebusan atas kezaliman yang pernah ia
lakukan ketika di dunia dahulu.”
Rasulullah melanjutkan, “Itulah orang yang bangkrut.
Ia rajin beribadah tetapi ia tidak memiliki akhlak yang baik. Ia banyak
melakukan ketidakadilan, merampas hak orang lain, dan banyak menyakiti
hati orang lain.” (HR At Tirmidzi)
(Dari buku “Muhammad” karya Abu Bakr Siraj al-Din)
Rasulullah melanjutkan, “Itulah orang yang bangkrut