Narsis ternyata masuk dalam gangguan kepribadian. Tepatnya gangguan kepribadian narsistik. Pembaca boleh percaya boleh tidak, memang begitulah sebuah bukti ilmiah menjawabnya.
Bagi orang psikologi, pasti tidak asing lagi dengan yang namanya Buku pegangan PPDGJ dan DSM IV-TR. Dalam buku tersebut dijelaskan, adanya aksis II yaitu gangguan kepribadian.
Diantara sekian macam gangguan kepribadian, ternyata terdapat satu gangguan yang mungkin seseorang tidak menyadari akan
adanya gangguan tersebut dalam dirinya. Yaitu narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik).
adanya gangguan tersebut dalam dirinya. Yaitu narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik).
Dalam buku Essentials Abnormal Psychology karya V. Mark Durand dan David H. Barlow, dijelaskan bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang melibatkan pola pervasive dari grandiosities dalam fantasi atau perilaku; membutuhkan pujian dan kurang memiliki empati.
Orang-orang yang menganggap dirinya berbeda dengan orang lain, serta pantas menerima perlakuan khusus, merupakan perilaku yang sangat ekstrem.
Gejala Klinis
Penderita gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang tidak masuk akal bahwa dirinya orang penting dan sangat terokupasi dengan dirinya sendiri sehingga mereka tidak memiliki sensivitas dan tidak memiliki perasaan iba terhadap orang lain (Gunderson, Ronningstam, dan Smith, 1995).
Mereka membutuhkan dan mengharapkan perhatian khusus.
Mereka juga cenderung memanfaatkan dan mengeksploitasi orang lain bagi kepentingannya sendiri serta hanya sedikit menunjukkan sedikit empati.
Ketika dihadapkan pada orang lain yang sukses, mereka bisa merasa sangat iri hati dan arogan. Dan karena mereka sering tidak mampu mewujudkan harapan-harapannya sendiri, mereka sering merasa depresi.
Yang terakhir ini adalah gejala yang paling tampak.
Beberapa penulis, termasuk Kohut (1971, 1977), percaya bahwa gangguan kepribadian narsistik muncul dari kegagalan meniru empati dari orang tua pada masa perkembangan awal anak.
Akibatnya, anak tetap terfiksasi di tahap perkembangan grandiose. Selain itu, anak (dan kelak setelah dewasa) menjadi terlibat dalam pencarian, yang tak berkunjung dan tanpa hasil, figure ideal yang dianggapnya dapat memenuhi kebutuhan empatiknya, yang tak pernah terpenuhi.
Orang-orang yang narsis adalah orang yang meyakini bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih daripada orang lain. Namun dibalik rasa percaya dirinya yang teramat kuat, sebenarnya orang narsis memiliki penghargaan terhadap diri sendiri yang lemah, mudah depresi, mudah stress dan mudah tersinggung, meskipun terhadap kritikan kecil.
Sebenarnya kata narsis sendiri berasal dari seorang tokoh bernama Narciscus yang gemar mengagumi dirinya dengan bercermin di atas kolam. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa orang-orang yang terlalu berlebihan dalam mengagumi dirinya sendiri disebut narsis.
Untuk lebih mengenal dan mengetahui perilaku narsis ini, simak beberapa hal berikut yang merupakan ciri-ciri dari PENDERITA NARSIS:
- Ditandai dengan perilaku yang emosional dan dramatis, dan bahkan terkadang dapat menjadi antisosial.
- Memiliki perasaan bangga yang berlebihan tentang kehebatan atau keunikan dirinya, misalnya membanggakan kemampuannya, kecantikan atau bakatnya secara berlebihan.
- Melebih-lebihkan prestasi yang dicapainya atau memusatkan perhatian berlebihan pada permasalahannya.
- Hanya berfokus pada fantasi tentang sukses, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan atau mendapatkan cinta dari pasangan ideal.
- Selalu membutuhkan dan mengharapkan perhatian dan pujian secara terus-menerus.
- Dalam merespons kritik atau kekalahan dapat berupa reaksi marah berlebihan.
- Orang narsis memiliki keyakinan bahwa dialah orang yang merasa lebih dan istimewa daripada orang lain.
- Kurang bisa memahami emosi dan perasaan orang lain.
- Mengharapkan orang lain untuk selalu setuju dengan segala ide dan rencananya.
- Kadang suka mengambil keuntungan dari orang lain.
- Mengekspresikan penghinaan kepada orang-orang yang dianggapnya lebih rendah.
- Suka cemburu terhadap orang lain.
- Memiliki keyakinan bahwa orang lain selalu cemburu terhadap dirinya.
- Sulit menjaga hubungan yang baik dan sehat.
- Membuat tujuan-tujuan yang seringkali tidak masuk akal.
- Menjadi mudah terluka dan terpukul atas penolakan.
- Memiliki rasa penghargaan terhadap diri sendiri yang rapuh dan lemah.
- Terlihat seperti orang yang keras hati dan emosional.
- Terkadang terselip sifat congkak, angkuh dan sombong.
- Bisa menjadi sangat marah dan tidak sabar bila tidak mendapatkan perlakuan yang istimewa dari seseorang yang diharapkan.
- Memaksakan untuk memiliki segala sesuatu yang terbaik.
- Memiliki perasaan malu dan terhina, dan agar bisa merasa lebih baik, maka akan bereaksi dengan marah, menghina atau meremehkan orang lain.
Sekarang pertanyaanya,Apakah Anda seperti yang di sebutkan di atas??
Sumber